Khitan Smart Klamp di Klinik Mutiara Cikutra



Pada tanggal 9 Juli 2020 kemarin, aku sempetin buat searching Klinik Mutiara Cikutra di google, terutama mengenai layanan khitan. Kenapa ? Karena sebelum-sebelumnya nih bocah udah mulai gak mau pake celana, udah mulai garuk-garuk bagian vitalnya, mungkin karena gatal, akibat sudah banyak kotoran mengendap, menutup saluran kencingnya, begitu pikirku. Malah suami mulai menyarankan untuk sunat saja, dan kebetulan bocahnya kayanya gak keberatan kalau sunat sekarang.
Kenapa harus Klinik Mutiara Cikutra ? Bukankah itu klinik umum + bersalin ? Yaaa.. sebenarnya sih aku sudah dengar dari tetangga dekat rumah yang pernah khitan disana, kalau Klinik Mutiara Cikutra sudah membuka layanan khitan, tepatnya sekitar 3 - 4 tahun yang lalu, kalau gak salah. Dan yang membuat aku tertarik adalah katanya disana metode khitannya cepat sembuhnya, dan anak balita masih bisa langsung pake pampers segera setelah khitan. Bagus dech, pikirku. Soalnya bocah memang masih pake pampers kalau tidur malam.. 😢😢 
Metode khitannya kaya gimana, sebenarnya kurang paham juga. Baru setelah aku whatsapp bagian administrasi klinik, baru aku tau kalau mereka pake metode khitan smart klamp ( aku dapetin nomor whatsappnya dari facebook Klinik Mutiara Cikutra ).
Adminnya menjelaskan tentang metode khitannya, juga perbedaannya dengan khitan laser. Intinya kalau dengan smart klamp ini, anak gak meringis kesakitan, bisa langsung pake celana bahkan bisa langsung beraktifitas, aman jika terkena air dan yang paling penting.. cepat sembuhnya. 
Singkat cerita, adminnya langsung menawarkan untuk langsung mendaftarkan bocah, langsung ditanya biodata sama jadwal khitan, tinggal nanti mereka yang menentukan jam berapa buat khitannya. Setelah nanya-nanya harga dan semacamnya, aku dan suami langsung membuat keputusan kalau besok saja nih bocah dikhitannya, karena kalau dilama-lamain, bocahnya bisa berubah pikiran. 😁😁
Besoknya, tanggal 10 Juli 2020, kami pergi ke Klinik Mutiara Cikutra yang berlokasi di Jln. Cikutra. Kalau dari tempat tinggal kami yang berada di Ujungberung, memang lumayan jauh. Tapi tak apalah, lagian kalau ada apa-apa tinggal ke rumah mertua yang jaraknya tak jauh dari situ. Di sepanjang jalan, aku mulai rada was-was, soalnya nih anak kebiasaan berontak, bukan karena merasa kesakitan, tapi dia emang gak suka dipaksa-paksa apalagi dipegang-pegang.
Tiba disana, kami kebagian khitan jam 10 wib. Tinggal beberapa menit lagi, pikirku. Karena ruang khitan berada di lantai 3, otomatis kita harus naik tangga donk.. sampai sini bocah masih anteng-anteng za.. malah dia lari-larian di ruang tunggu. Dari ruang tindakan udah kedengaran suara tangisan anak lain yang dikhitan, tapi nih anak masih tetep anteng ngemil di pojok ruang tunggu. Pas dipanggil buat ambil foto, dia masih senyum-senyum. Girang banget kalau mau disunat. Belum tahu dia gimana rasanya di ruang tindakan. 😆😆
Setelah ambil foto, kami kira bisa langsung ke ruang tindakan. Ternyata tidak, kita disuruh nunggu lagi untuk beberapa menit. Baru dech, nama anakku dipanggil. Pas disuruh dokter buka celana, dia masih ketawa-ketawa, bahkan saat disuruh berbaring di tempat tidur, dia masih keliatan happy. Tapi pas dokternya nyuruh aku pegangin kedua tangannya, dan papahnya megangin kedua lututnya, baru dia berontak. Mulai dech drama jerit-jerit berlangsung. Hingga saat  menyuntikkan anestesi/ semacam obat bius ringan di alat vital bocah, dia masih berontak. Ada berapa suntikan yang dilakukan sekitar alat vital bocah, pinggir, atas, bawah... jadi ngeri dengernya. 😢
Aku gak tahu persisnya gimana, karena dibagian perut bocah udah dipasangin tirai kecil, otomatis aku gak bisa liat langsung proses khitannya. Tapi kata suami, alat vital bocah dipasang penjepit, serta sebuah alat yang mirip tabung, yaaa... itu dia yang namanya klamp.. disebut smart klamp karena memakai alat berupa klem. Sebenarnya klamp ini dijual di pasaran, bahkan di toko online juga ada, tapi tetap za yang melakukan proses khitan haruslah orang yang kompeten dan ahli di bidangnya. 
Setelah suntikan anestesi, dokter tidak langsung melakukan khitan. Anak disuruh main dulu sekitar 5 - 10 menit sembari dokter + asistennya masuk ke ruang sebelah, melalukan hal yang sama pada pasien yang lain. Dan yang aku dengar dari suara tangisannya, disana pasiennya malah masih bayi. Walaupun disuruh main, tapi feeling bocah udah mulai ga enak kayanya. Dia mulai ngajak aku sama papahnya pulang. Gimana mau pulang, khitannya juga belum. 
Beberapa lama kemudian, dokter + asistennya masuk lagi ke ruangan tempat kami berada. Fix, ada 6 orang yang berada disana, selain aku, bocah dan suami juga ada dokter, asisten sama fotografer yang ambil gambar. Sebenarnya prosesnya cuman 10 menit, tapi bagi kami kaya udah nunggu 2 jam, gimana enggak, megangin bocah yang selama itu benar-benar menguras tenaga. Heran juga, kenapa tenaganya gak abis-abis yaaa.. bahkan dokternya sempet bilang..
 " tenaga anaknya kuat banget yaaa.., Pak".  
Dokternya juga bilang kalau ini gak menimbulkan rasa sakit, tapi cuman kaya digelitik za... tuh kan, ini mah cuman kelakuan bocahnya aza yang over.. 😅😅 Dengan memakai alat klamp, proses khitan bocah boleh dibilang mulus. Bahkan beberapa saat setelah dikhitan, aku langsung pakein bocah pampers, biar ga ribet kalau dia mau buang air.
Perawatannya gimana ? Mudah kok.. untuk hari pertama sampai hari keempat, luka khitan gak usah diapa-apain. Cukup didiamkan saja, gak usah dipakein salep atau semacamnya, serta disarankan untuk selalu kena air ( beda ya sama khitan konvensional yang justru tidak boleh sampai kena air, kalaupun terkena air harus langsung di lap ). Baru pada hari kelima, setiap 2 jam sekali, luka khitan ditetesi baby oil, terutama di area yang dijepit, makin banyak makin bagus. Gunanya agar memudahkan pelepasan alat klamp. 
Nah, untuk hari ke-6, tepatnya sehari sebelum kontrol, penjepit klamp kita lepas sendiri menggunakan penjepit kuku. Tepatnya disamping kiri dan kanan penjepit. Sehingga yang tersisa hanya tabung plastiknya saja ( untuk detail alatnya bisa dilihat di gambar). 
Prosedurnya memang seperti itu, tapi faktanya malah untuk melepas penjepit klampnya aza susahnya minta ampun. Jadi pas besoknya kontrol, alat klamp itu masih terpasang utuh. Belum lagi ada drama nih bocah kabur dari ruang tindakan, saking trauma takut dikhitan lagi. 😂😂
Kalau alat klampnya udah dilepas, ya tinggal nunggu kulit matinya lepas sendiri. Biasanya berwarna hitam. Yang perlu dicatat, mungkin selama pengelupasan kulit mati tersebut, akan ada semacam cairan berwarna putih, yang mirip nanah. Namun itu bukan nanah, itu adalah tanda penyembuhan. Lama-lama akan hilang sendiri bersamaan dengan terkelupasnya kulit mati. Namun jika kita merasa khawatir, kita boleh mengompres dengan cairan infus yang diteteskan ke lap kering/ tisu. Tapi kalau aku sih, gak diapa-apain. Nanti juga sembuh sendiri, dan benar saja, cairan putihnya lama-lama menghilang.
Itu hanya sebagian ceritaku tentang pengalaman bawa anak khitan dengan metode smart klamp di Klinik Mutiara Cikutra Bandung. Jika ada yang tertarik untuk mengikuti jejak kami.. 😅😅 boleh tanya-tanya di belakang ataupun langsung ke tempatnya.


Alamat serta no telp aku cantumkan dibawah ini,
Klinik Mutiara Cikutra
Jln Cikutra no 115 Bandung
No telp (022) 7216058
Whatsapp 087822776009


Sumber poto : dokumen pribadi dan dokumen klinik Https://www.mutiaracikutra.com

Comments

Popular posts from this blog

Mau Jalan-Jalan Kemana Setelah Pandemi Usai? Ini 4 Kawasan Wisata yang Harus Saya Kunjungi Nanti!

Kau Wanita

11+ Cara Meningkatkan Potensi Ekspor Indonesia