1 Jembatan Impian

 








Tepat di hari minggu ini,warga kampung kami akan memulai pembangunan jembatan.Semua kaum lelaki di wilayah sekitar sudah berkumpul di dekat jembatan yang roboh.

Yaaa...semenjak 5 bulan yang lalu,jembatan ini tak juga kunjung diperbaiki.Tepatnya,setelah banjir besar menerjang pemukiman kami beberapa waktu yang lalu.

Dan jembatan yang telah lapuk dimakan usia ini pun tak bisa bertahan menahan derasnya air sungai yang meluap,saat hujan deras yang tak henti.Ditambah dengan sampah yang teronggok di sepanjang aliran sungai ini,makin menambah debit air naik dan banjir menerjang pemukiman warga.

Semenjak peristiwa itu, warga kampung kami masih selalu mendambakan sebuah jembatan impian di sini.Karena dampak dari jembatan yang roboh ini adalah,kampung kami jadi terisolir dengan kampung tetangga.Apalagi jika kami harus pergi ke kantor desa atau sekedar mengantar orang sakit ke puskesmas,kami harus pergi memutar jalan ke tempat yang lebih jauh.Sungguh ironis memang !!

Tapi hari ini,impian kami akan segera terwujud.

"Assalamulaikum warohmatullohi wabarokatuh..Para saudara-saudara sekalian...Hari ini kita akan memulai pembangunan proyek jembatan sementara.Memang tidak seperti yang kita bayangkan sebelumnya.Kita menginginkan untuk mempunyai jembatan dari rangka besi,tapi apa daya..sampai saat ini,saya selaku kepala dusun/kampung serta saudara-saudara telah mengupayakan segala macam usaha untuk mendapatkan dukungan/bantuan dari pihak pemerintah desa terkait.Tapi seperti yang saudara lihat,hasilnya nihil...."

Begitulah petikan sambutan singkat dari bapakku,sebagai kepala dusun/kampung.Memang proyek ini adalah proyek kami sendiri,tak ada pihak pemerintah desa terkait yang terlibat,tapi kami tetap bertekad untuk membangun sendiri,dengan dana dan tenaga yang kami punya.Kami yakin dengan gotong royong,semua bisa terselesaikan dengan tepat waktu.

Tampak Mang Soleh dan beberapa orang lelaki yang bertubuh besar mulai menggotong batang pohon kelapa yang sebelumnya telah tersusun memanjang di dekat jembatan yang rusak.Ada sekitar 15-20 batang pohon disana.

Sengaja telah aku ukur semuanya,sama panjang. O iya,disini aku bertugas sebagai penanggung jawab proyek,berbekal ilmu yang aku peroleh sebagai pegawai proyek pembangunan jalan dan jembatan di pedalaman,sewaktu di kalimantan beberapa tahun silam.

Kenapa harus menggunakan batang pohon kelapa ? Pasti diantara kalian ada yang bertanya seperti itu.Yaaa..mau apalagi,tadinya kami menginginkan untuk membangun jembatan bailey..itu lho..jembatan yang terbuat dari rangka baja ringan.

Tapi,karena harus mengeluarkan biaya besar,sedangkan proyek ini pun dibangun dengan biaya seadanya,maka kami putuskan untuk menggunakan batang pohon kelapa sebagai bahan utamanya.Memang pembuatan jembatan ini tidak dianjurkan oleh semua perusahaan kontraktor jalan dan jembatan.Kecuali dalam situasi darurat saja.

Inipun kami buat untuk sementara saja,sembari menunggu ijin dan dana pemerintah pusat cair.Lagipula tak sulit bagi kami untuk mendapatkan batang pohon kelapa,mengingat daerah kami yang terkenal sebagai penghasil kelapa terbesar di Jawa Barat,tepatnya di Tasikmalaya selatan ini. Yang merupakan daerah pesisir,yang notabene penduduknya mempunyai pohon kelapa di samping/belakang rumahnya.

"Pak Dadan..."panggil mang Soleh.
"Yaa..." kataku.
"Ini...batang pohon kelapanya sudah semuanya dipindahkan ke dekat jembatan".katanya lagi dengan logat sundanya yang kental.
"O iyaaa..makasih mang...simpan saja disitu,saya mau lihat pengerjaan peletakkannya terlebih dahulu",kataku kemudian.

Lalu aku bergegas ke dekat proyek,terlihat Mang Suha dan timnya sedang meletakkan perletakan yang terdiri dari batu dan bronjong.
"Lumayan lah..sedikit rapi",batinku.
"Begini pak ?" Kata Mang Suha ke arahku,sambil menunjuk ke arah bronjong yang dia buat.
"Siiiippp..." kataku,sambil mengacungkan jempol.
Terlihat dia tersenyum,sedikit bangga.

Setelah semua perletakan dilakukan,aku memanggil semua orang.Karena ibuku,sudah membisikkan kepadaku untuk istirahat terlebih dahulu,dengan mencicipi hidangan yang disediakan.

Itulah uniknya gotong royong di kalangan warga masyarakat.Semua berpartisipasi dengan caranya masing-masing.Di saat kaum lelakinya ikut membantu pengerjaan jembatan,para ibu-ibu dan kaum perempuan membantu menyiapkan makanan dan hidangan untuk menjamu pekerja.

Semua membagi tugas masing-masing.Disamping tenaga juga dalam hal materi dan pendanaan.Mereka ambil bagian sesuai kemampuannya masing-masing,tanpa ada paksaan.

Sembari makan,terdengar bisik-bisik anak kecil bicara pada temannya.
"Din,nanti kalau jembatan sudah jadi,kamu mau melakukan apa ?"
"Aku sih,mau main sepeda melewati jembatan itu..." ujar anak yang dipanggil Didin itu.
"Kalau aku,..yaaa...mau ajak adik aku Mita foto-foto dekat jembatan".Kata anak sebelahnya lagi.
"Kenapa harus foto ?" Tanya Didin lagi.
"Ya..kan jembatannya baru...sama seperti jembatan yang di Surabaya itu".Jawabnya sambil cengengesan.
Yang lain semuanya tertawa.Kami pun orang-orang dewasa ikut tertawa mendengarnya.Mungkin dimaksud anak itu adalah jembatan Suramadu.

"Lucu kamu Jak...jembatan yang ada di surabaya itu besar...tidak seperti jembatan kita ini".Temannya menimpali.

Anak yang bernama Rojak itu hanya terrsenyum malu.
"Tapi..jembatannya sama kan seperti jembatan itu ? Tanya Rojak lagi dengan sedikit ngotot.
"Ouwh...mungkin yang dimaksud Rojak,jembatan baja seperti di tv yaaa..." kataku ikut menjawab,sambil menerka-nerka yang dipikirkan anak umur 10 tahun itu.

Rojak hanya mengangguk mendengar kata-kataku.
"Ini beda,Jak...jembatan ini hanya jembatan pohon kelapa saja..."
"Ouwh..." jawabnya datar.
"Tapi tenang Jak.. ini hanya sementara...nanti jika Pak Kepala Desa datang kesini,dan melihat jembatan pohon kelapa ini,maka tidak mustahil bisa diganti dengan jembatan rangka baja",kataku menambahkan.

Aku tak bisa mematahkan impian mereka untuk memiliki jembatan impian yang sudah lama mereka dambakan.
"Aamiin...", yang dikuti oleh teman-temannya yang lain.


*****
Hari itu,kami hanya memfokuskan pada pembuatan balok dudukan dan penyangga tiang.Yang terdiri dari balok yang melintang dan memanjang.

Selanjutnya,tinggal memasangkannya pada jembatan.
Terlihat peluh bercucuran di sekujur para pekerja.Udara panas pesisir mulai menambah kepenatan kami di siang itu.Menjelang sore,proyek dihentikan sementara.Dan masih akan berlanjut esok hari.

*******
Keesokan harinya,para pekerja sudah mulai berdatangan ke tempat proyek jembatan.Jumlahnya masih sama dengan hari kemarin,tak berkurang.

Sekitar 30-40 orang.Ini menandakan semangat warga masih terlihat antusias dengan pembuatan jembatan ini.Jumlah pekerja ini memang terlalu banyak untuk proyek sekecil ini.Tapi ini bagus,..karena dengan begini,pekerjaan akan cepat selesai.

Memang begitu kan yang telah diwarisi nenek moyang kita dulu,saling bergotong royong dalam melakukan segala kegiatan di masyarakat,sebagai wujud dari masyarakat yang menjunjung tinggi pancasila sebagai ideologi negaranya,untuk indonesia maju.

Salah satu dari mereka berteriak kepadaku.
"Pak Dadan...ayo kita mulai lagi...Selagi kami masih semangat..." katanya padaku.
Baru kemudian aku tahu,kalau yang berteriak itu adalah tetanggaku sendiri,Mang Ayub.

"Tunggu sebentar mang,saya mau lihat stok materialnya dulu..."kataku sambil membuka-buka buku catatan di tanganku.

Setelah selesai mengecek semua persediaan bahan baku,maka proyek dilanjutkan kembali.Dan menjelang magrib,proyek jembatan sudah selesai.

Bapakku,selaku kepala dusun/kampung terlihat sumringah melihat hasil akhirnya.Tak sia-sia pikirnya,selama ini mengerahkan masyarakat untuk membangun jembatan dengan swadaya masyarakat.

"Yaaa...Pak...Sekarang Bapak dan semua warga bisa sedikit lebih lega...tak perlu memutar jalan ke desa yang lain lagi,jika ingin ke kantor desa atau puskesmas",kataku sambil berbisik padanya.Seolah tahu apa yang dipikirkan Beliau saat itu.

"Ya...Dan..terima kasih sudah bantu Bapak.." Kata Bapak padaku.
"Sama-sama,Pak.." jawabku tanpa basa-basi lagi.

Kemudian beliau maju ke depan,di depan semua warga dia sedikit berteriak.
"Ayoooo...semuanya..sekarang kita pulang...Semua material yang masih tersisa biar kita bereskan besok pagi...sekarang sudah mau magrib....."katanya dengan suara lantang.

Semuanya mengikuti anjuran Bapak,berangsur meninggalkan tempat itu.Aku berjalan di belakang orang-orang..sembari sesekali menengok kembali ke belakang..melihat proyek jembatan pohon kelapa yang barusan telah kami buat.

"Yaaa...hari ini mungkin hanya jembatan pohon kelapa...tapi besok lusa..pasti akan dibangun jembatan bailey di tempat itu,seperti yang diimpikan semua orang disini..."Batinku.
"Semoga".
__________________________


Cerpen ini pernah diikutsertakan dalam lomba cerpen yang diselenggarakan oleh Https://www.bpip.go.id






Comments

Popular posts from this blog

Mau Jalan-Jalan Kemana Setelah Pandemi Usai? Ini 4 Kawasan Wisata yang Harus Saya Kunjungi Nanti!

Kau Wanita

11+ Cara Meningkatkan Potensi Ekspor Indonesia